Sabtu, 23 April 2016

ANAK YANG TA’AT

ANAK YANG TA’AT
Setiap orang tua pasti sangat mengharapkan memiliki anak yang ta’at dan juga berakhlak. Akhlak di sini yang pasti akhlakul karimah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah SAW. Orang tua akan merasa berhasil mendidik anaknya manakala melihat anaknya itu ta’at dan berakhlak.
Sebagai seorang anak seringkali lupa akan hal itu. Lupa bahwa yang membuat bahagia orang tua itu hanyalah ketaatannya kepada Allah dan akhlaknya yang baik, bukan harta ataupun yang lainnya yang bersifat materi. Maka dari itu sudah waktunya kita sebagai seorang anak berusaha untuk mengaplikasikan dua hal tadi, yaitu ta’at kepada Allah dan berakhlakul karimah.
Mengenai ketaatan seorang anak, saya akan memberikan contohnya. Contoh ini saya kutip dari kitab Akhlaaq Lil Baniin karangan Syekh Umar bin Ahmad Baraja. Langsung saja kita perhatikan contoh di bawah ini.
“Hasan adalah anak yang ta’at. Setiap hari Hasan melaksanakan salat lima waktu tepat pada waktunya. Hasan rajin berangkat ke sekolah, membaca al-Qur’an, dan belajar di rumahnya. Oleh karena itu Hasan sangat dicintai kedua orangtuanya, guru-guru dan semua manusia.
Salah satu kebiasaan Hasan yaitu: mengingat Allah, mensyukuri atas nikmat Allah yang telah menjaganya sepanjang hari selama hidupnya dari bahaya, ketika hendak tidur Hasan selalu membaca doa : Bismika Allahumma Ahya wa Amuut. Itu merupakan ungkapan rasa syukur Hasan kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan pada saat tidur. Dan memabaca doa ketika bangun dari tidur: Alhamdulillah Alladzii Ahyaaanaa Ba’da Maa Ammaatanaa Wa Ilayhinnusyuur. Salah satu kebiasaannya juga yaitu ketika makan, Hasan selalu membaca: Bismillaahirrahmaanirrahiim dan ketika selesai makan, Hasan membaca doa:  Al Hamdulillah Alladzzi Ath’amani Haadza At-tha’aam min Ghoiri Jaulin Minnii Walaa Quwwatin, doa ini merupakan ucapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat makannya, karena sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha memberikan makanan”.

Itulah contohnya anak yang ta’at kepada Allah. Alangkah bahagianya anak yang ta’at kepada Allah seperti Hasan yang telah dicontohkan di atas, apalagi dilengkapi dengan akhlaqul karimah. Allah akan meridlai anak tersebut dan akan memasukkannya kedalam surga.

Jumat, 22 April 2016

ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA

ALLAH SUBHANAHU WATA’ALA
Wahai anak yang mulia, Allah Swt, adalah dzat yang menciptakanmu dan menjadikanmu dengan bentuk yang indah. Allah memberimu dua penglihatan berupa mata yang berfungsi untuk melihat sesuatu, memberikan dua pendengaran berupa dua telinga yang berfungsi untuk mendengarkan suara, memberikan lisan untuk berbicara, memberikan dua tangan untuk melakukan suatu pekerjaan, memberikan dua kaki untuk berjalan, memberikan akal untuk mengetahui hal-hal yang baik dan buruk, memberikan nikmat berupa sehat, serta memberikan rahmat di dalam hati kedua orangtuamu sehingga mampu memberikan pendidikan yang baik kepadamu.
Maka wajib bagimu untuk mengagungkan serta mencintai Allah, kamu juga harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah kepadamu dengan cara menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, mengagungkan seluruh Malaikat, Rasul, Nabi, salihin, dan orang-orang yang mencintai-Nya, karena Allah mencitai mereka.

Jika kamu mencintai Allah, menajalankan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya, maka Allah akan menambah nikmat-Nya untukmu, menjadikanmu sebagai orang yang dicintai oleh selururuh manusia, menjagamu dari setiap bahaya, dan memberimu setiap apa yang kamu inginkan seperti rizki dan yang lainnya.

Kamis, 07 April 2016

BERSIKAP SOPAN SANTUN SEMENJAK KECIL

KEWAJIBAN SEORANG ANAK UNTUK BERSIKAP SOPAN SANTUN SEMENJAK KECIL

Seorang anak hendaknya sudah mulai belajar bersikap sopan santun semenjak kecil agar ketika besar sikap tersebut bisa melekat di dalam hatinya. Mengenai hal tersebut, saya akan mengutip cerita dari kitab “Akhlaq Lil Banin”  karangan Syekh Ahmad Baraja. Silahkan baca dan pahami cerita tersebut.

Begini ceritanya:
Ahmad adalah anak yang masih kecil, namun ia sudah memiliki sikap sopan santun. Olehkarenanya orangtua Ahmad  menyayanginya. Ahmad suka bertanya tentang sesuatu yang belum ia pahami.
Pada suatu  hari Ahmad membersihkan kebun bersama ayahnya. Kemudian Ahmad melihat pohon yang indah, akan tetapi bengkok. Maka Ahmad berkata dan bertanya kepada ayahnya: alangkah indahnya pohon ini, akan tetapi pohon ini bengkok wahai ayah? Ayah menjawab: Pohon ini bengkok karena sesugguhnya tukang kebun tidak merawatnya dengan cara meluruskannya semenjak masih kecil. Maka bengkoklah pohon ini. Lalu Ahmad berkata lagi “sebaiknya kita melurusknnya sekarang. Maka ayah pun tertawa dan berkata kepada Ahmad: Wahai anakku, pohon ini tidak mungkin bisa diluruskan lagi, karena sungguh pohon ini sudah besar dan sudah menjadi keras batangnya.


Dari cerita di atas, bisa kita simpulkan bahwa seorang anak yang tidak bersikap sopan santun semenjak kecil, maka tidak mungkin kita bisa mendidiknya untuk bersikap sopan santun ketika anak tersebut sudah dewasa.